GEOGRAFI TANAH JENIS-JENIS TANAH



GEOGRAFI TANAH
JENIS-JENIS TANAH


OLEH

KELOMPOK 3
ADE NOVRIANDA
NUR HAFNI









JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2016

KATA PENGANTAR
            Puji syukur kami ucapkapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa di mana berkat rahmat dan karunianya makalah ini dapat selesai pada waktunya. Makalah ini membahas tentang “Jenis-jenis tanah”.
            Penyusun juga banyak mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu kami dalam menyusun makalah ini yaitu ide dan gagasan dari berbagai pihak yang sangat membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini. Penyusun juga mengucapkan banyak terimakasih kepada para pembaca yang berkenan membaca dan mengambil manfaat dari makalah ini.
            Penyusun juga menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan seperti dari isi serta sumber-sumber penulisan makalah ini. Di harapkan para pembaca dapat memberikan sejumlah kritik dan saran agar kami para penyusun makalah ini dapat memperbaiki makalah ini menjadi lebih baik.
            Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca dan kami ucapkan terima kasih.
                                                                                                                                                            Medan, 25 April 2016


                                                                                                                      Penyusun


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................ i
DAFTAR ISI........................................................................................................................ ii
BAB I  PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................ 1
1.3 Tujuan.............................................................................................................................. 1
BAB II  PEMBAHASAN.................................................................................................... 2
2.1 Jenis-Jenis Tanah.............................................................................................................. 2
BAB III   PENUTUP........................................................................................................... 9
3.1 Kesimpulan...................................................................................................................... 9
3.2 Saran................................................................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... 10








BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Tanah sebagai salah satu unsur utama dari ekosistem mempunyai peranganda sebagai media produksi pangan dan sandang serta obat-obatan juga sebagai penyangga utama terciptanya lingkungan yang sehat serta berperandalam menjaga keragaman biodiversity.
Tanah yang merupakan tubuh alamyang dihasilkan dari berbagai proses dan faktor pembentuk yang berbeda dari satu tempat ke tempat lainya dan dengan demikian akan memerlukanmananjemen berbeda pula untuk tetap menjaga keberlanjutan fungsi-fungsitanah tersebut (Lopulisa, 2004).
Tanah merupakan medium alam untuk pertumbuhan tanaman. Tanahmenyediakan unsur-unsur hara sebagai makanan tanaman untuk pertumbuhan.Selanjutnya unsur hara diserap oleh akar tanaman melalui daun dirubah menjadipersenyawaan organik seperti karbohidrat, protein, lemak dan lain-lain yang amat berguna bagi kehidupan manusia dan hewan.
B.     Rumusan Masalah
1. Apa Saja Jenis-Jenis Tanah Dan Karakteristiknya ?
C. Tujuan

Agar mengetahui jenis-jenis tanah yang ada, serta memahami karakteristiknya dan tanaman apa yang cocok di tanam pada jenis tanah itu.




BAB II
PEMBAHASAN
A.                Ultisols
Sifat atau ciri tanah Ultisols yaitu terdapat pengendapan liat dari lapisan A (iluviasi) dan diendapkan di lapisan B (eluviasi), sehingga kadar liat horizon B > 1,2 kandungan liat horizon A atau disebut Horizon Argilik.
Tanah  ordo  Ultisol  merupakan  tanah  penimbunan  liat  di horison bawah, bersifat masam, kejenuhan basa (KB) pada kedalaman 180 cm dari permukaan tanah kurang dari 35%. KB < 35% dapat didekati dengan mengukur pH (kemasaman tanah) < 6,5. Padanan nama tanah sistem klasifikasi lama (FAO/Unesco,   1970)   termasuk   tanah   Podzolik   Merah Kuning,   Latosol,   dan   Hidromorf   Kelabu.   Warna   tanah biasanya merah sampai kuning karena kandungan Al, Fe dan Mn yang tinggi.
Untuk  meningkatkan  produktivitas  tanah  dapat  dilakukan melalui  pemberian  kapur,  pemupukan  ,  penambahan  BO, dan  penanaman  tanaman  adaptif.  Penerapan  teknik  budidaya  tanaman  lorong (tumpang sari), terasiring, drainase dan pengolahan tanah yang seminim mungkin.
B.                 Entisols
Sifat ciri utama tanah ordo Entisol solum dangkal yaitu hanya lapisan A dan diikuti lapisan C atau R, sehingga merupakan tanah yang masih sangat muda yaitu baru tingkat  permulaan  dalam  perkembangan.  Tidak  ada  horison  penciri  lain  kecuali epipedon ochrik, albik atau histik. Entisol terjadi di daerah dengan bahan induk dari pengendapan material baru atau di daerah-daerah tempat laju  erosi  atau  pengendapan  lebih  cepat  dibandingkan dengan  laju  pembentukan  tanah.  Kata  Ent  berarti  recent atau baru. Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah Aluvial atau Regosol.
Pengelolaan lahan dilakukan dengan cara memperbanyak tanaman penutup tanah seperti rumput atau alang-alang. Pembuatan terasering pada lereng miring agar tidak mudah tererosi. Pemberian mulsa (plastik   atau   organik) dan bedengan untuk mengurangi penguapan dan memperbaiki drainase.  Membiarkan  apa  adanya  tanaman  yang  sudah ada disitu yang tumbuh alami atau melakukan penanaman pohon-pohon  untuk  jadi  hutan  lindung,  karena  kurang  baik  untuk  budidaya. Melakukan rotasi tanaman untuk menjaga ketersediaan unsur hara. Pada daerah berlereng memanfaatkan dengan sistem agroforestri.
C.                Histosols
Sifat utama ordo Histosols merupakan tanah-tanah dengan kandungan bahan organik lebih dari 20% (untuk tanah bertekstur pasir) atau lebih dari 30% (untuk tanah bertekstur liat). Lapisan yang mengandung bahan organik tinggi tersebut tebalnya lebih dari 40 cm. Kata Histos berarti jaringan tanaman. Padanan  dengan  sistem  klasifikasi  lama  adalah  termasuk  tanah  Organik  atau Organosol.
Tidak  mempunyai   horizon,   mempunyai   epipedon   histik, bahan  organik  fibrik,  hemik  atau  saprik   ketebalan  BO mencapai   puluhan   meter   bisa   sampai   ratusan   meter. Berwarna  kroma  mantap            atau    meningkat            dengan bertambahnya  kedalaman  dan  mempunyai  warna  kurang dari 3. Tekstur beragam dan tidak berstruktur atau berblok pada lapisan atas.
Cara pengelolaan tanah Histosols dengan cara pengapuran, pemupukan  unsur  makro  dan  mikro. Pembuatan saluran drainase,          dijadikan         kawasan          konservasi, dan tidak menebang dan membabat vegetasi didaerah tersebut.
Tanaman semusim dan tanaman tahunan dapat dibudidayakan pada lahan gambut tetapi yang paling berhasil atau menunjukkan harapan adalah tanaman sayuran seperti : buncis, kacang panjang, bayam. Tanaman buah-buahan (seperti nanas, pepaya dan rambutan). Dan tanaman perkebunan (terutama kelapa, kelapa sawit, kopi dan karet).
D.                Inceptisols
Ciri utama ordo Inceptisols batas horizon baur dan terdapat lapisan A, B dan C sehingga solum tanah dalam. Tanah dengan horison bawah penciri kambik, telah terdapat proses pembentukan tanah alterasi. Tekstur beragam dari kasar hingga halus (tergantung pada tingkat pelapukan bahan induknya).
Merupakan tanah   yang   belum   matang   (immature)   yang perkembangan profilnya lebih lemah dibanding dengan tanah matang dan masih banyak menyerupai sifat bahan induknya. Cara Pengendalian tanah Inceptisols memerlukan masukan yang tinggi baik masukan anorganik (pemupukan berimbang N, P dan K) maupun masukan organik (pengembalian sisa panen ke dalam tanah, pemberian pupuk kandang atau pupuk hijau). Memiliki tingkat kelerengan tinggi maka harus dengan pola tanaman tahunan atau agroforestry.
Inceptisols di Indonesia digunakan untuk tanaman padi sawah dan  sebaiknya  untuk  tanaman  budidaya  yang  semusim apabila didaerah yang datar. untuk bercocok tanam hortikultura tanaman pangan, sampai dikembangkan sebagai lahan-lahan perkebunan besar seperti sawit, kakao, kopi, dan lain sebagainya, bahkan pada daerah-daerah yang eksotis, dikembangkan pula untuk agrowisata.
E.                 Alfisols
Sifat ciri utama ordo Alfisols dicirikan adanya selaput liat. Tanah dengan horison argilik (endapan liat di lapisan B), kandik, atau natrik. KB >35%. Kesuburan alami tinggi. Bentuk wilayah beragam  dari bergelombang hingga tertoreh tekstur berkisar antara  sedang  hingga  halus,  Drainasenya  baik  .  bahan  organic  pada  umunya sedang hingga rendah.Jeluk tanah dangkal hingga dalam. Mempunyai sifat kimia dan fisika relatif baik.
Cara   pengelolaan   tanah   sebaiknya   dilakukan   dengan alternatif sebagai berikut : Pembuatan terassering pada lahan yang berlereng miring (15%) sampai curam (45%). Adanya tanaman  lorong,  Penambahan  unsur  hara  organic,  irigasi yang baik. Pembuatan guludan searah dengan kontur. Penggunaan   Alfisol   di   Indonesia   diusahakan   menjadi pesawahan (padi) baik tadah hujan atau pun berpengairan, perkebunan (buah-buahan),tegalan, hutan produsi (sengon) dan padang rumput (savanna).
F.                 Vertisols
Ciri   utama   tanah   ordo   Vertisol   merupakan   tanah   dengan kandungan  liat  tinggi  (lebih  dari  30%)  di  seluruh  horison, mempunyai sifat mengembang saat basah dan mengkerut saat kering. Kalau kering tanah mengkerut sehingga tanah pecah- pecah  dan  keras  serta  terdapat  rekahan  sedalam  >  50  cm (vertik).   Padanan   dengan   sistem   klasifikasi   lama   adalah termasuk tanah Grumusol atau Margalit. Tanah Vertisol memiliki kapasitas tukar kation dan kejenuhan basa  yang  tinggi,  ESP  yang  tinggi.  Vertisol  menggambarkan penyebaran      tanah-tanah dengan tekstur liat berat  dan mempunyai warna gelap, pH yang relatif tinggi serta kapasitas tukar kation dan kejenuhan basa yang juga relatif tinggi.
            Cara   pengelolaan   tanah   Vertisols   dengan   memanfaatkan   irigasi   yang   baik. Pemupukan secukupnya hanya untuk unsur hara yang kurang kebanyakan unsur P sebagai pembatas. Melakukan pengolahan tanah agar membuat tanah tetap jenuh. Dalam    mengatasi kembang mengkerutnya tanah vertisol yaitu dengan memperbanyak bahan organik seperi kompos dan pupuk kandang.
Usaha pertanian yang sesuai Kapas,seringkali air melalui irigasi dan dapat tumbuh pada kisaran yang luas. Sorgum,pensetum dan sesame, dapat tumbuh pada curah hujan 200mm/tahun atau lebih besar. Padi dengan sistem irigasi yang sudah baik. Tanaman-tanaman lain yang terdapat adalah jagung, rumput makanan ternak, bunga matahari, risius, gula beet, tembakau.
G.                Andisols
Sifat utama tanah Andisols merupakan tanah yang berkembang dari bahan induk abu vulkan, batu apung (pumice) dan sinder. Banyak mengandung mineral dalam tanah. Potensi fiksasi fosfat tinggi. Daya menahan air tinggi, Porositas tinggi dan permeabilitas cepat.
Berat Isi tanah rendah, Ketebalan solum antara 100 sampai 225  cm.  Warna  hitam,  kelabu  sampai  coklat  tua.  Tanah mineral dengan sifat andik yang tidak memiliki horison argilik, natrik, spodik dan oksik. Mempunyai satu atau lebih dari : epipedon histik, molik, umbrik,
Cara   pengelolan   tanah   Andisols   dengan   meningkatkan penutupan   tanah   (pemberian   mulsa   atau   penambahan vegetasi di atasnya). Pembuatan teras pada lereng miring (8- 15%).  Penerapan  pola  tanam  tumpangsari  yang  dapat menutup tanah sepanjang tahun. Membuat bedengan agar mengurangi pencucian unsur hara dan erosi.
Usaha pertanian yang sesuai untuk tanah Andisols seperti di Sumatera Andisols digunakan untuk budidaya tanaman industri (tembakau cerutu Deli). Lembang (Jawa barat) merupakan sentral produksi hortikultura. Jawa Timur menjadi sentra untuk hortikultura dan tanaman tahunan. Di Temanggung (Jawa Tengah) dimanfaatkan untuk  budidaya  tanaman  tembakau.  Di  Wonosobo  ditanami  tanaman  kentang menjadi unggulan.   Tetapi harus diperhatikan sungguh sungguh agar tidak terjadi erosi tinggi.
H.                Oxisols
Sifat utama tanah ordo Oxisol merupakan tanah tua sehingga mineral mudah lapuk tinggal sedikit (banyak kwarsa SiO2). Kandungan liat tinggi tetapi tidak aktif sehingga kapasitas tukar kation (KTK) rendah, yaitu kurang dari 16 me/100 g liat. Banyak mengandung  oksida-oksida  besi  atau  oksida  Al.  Memiliki horizon  oksik  atau  kandik  dengan  cadangan  mineral  yang sedikit, batas horizon baur. Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah Latosol (Latosol Merah & Latosol Merah Kuning), Lateritik, atau Podzolik Merah Kuning.
Cara  Pengelolaan  tanah  Oxisols  dengan  membuat  irigasi untuk suplai air. Pemupukan tanah agar suplai unsur hara yang di butuhkan tersedia. Memperbaiki sifat kimia dengan cara pengapuran dan penambahan BO.
Usaha pertanian yang sesuai yaitu dijadikan hutan lindung, permukaan  tanah  harus  dalam   kondisi  tertutup   untuk  mencegah  erosi  dan mengintensifkan  pelapukan  tanah.  Dapat  juga  terjadi  pengerasan  tanah  karenaadanya  Fe  yang  tinggi.  Pemupukan  unsur  anorganik  atau  pengapuran  juga diperlukan  masukan  bahan  organik  yang  cukup  besar  untuk  mempertahankan kondisi tanah.
I.                   Spodosol
Sifat utama tanah yang termasuk ordo Spodosol merupakan tanah dengan horison bawah terjadi penimbunan Fe dan Al-oksida dan humus (horison spodik) sedang, dilapisan atas terdapat horison eluviasi (pencucian) yang berwarna pucat (albic). Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah Podzol. Adanya lapisan pasir masam berwarna putih abu-abu  ( horizon albik ) di atas  lapisan  lempung  berpasir  (SL  =  Sandy  Loam)  yang berwarna gelap. Terbentuknya tanah ini pada bahan induk pasir kuarsa  dipercepat  oleh  adanya  vegetasi  yang  menghasilkan seresah masam.
Cara Pengelolaan tanah Spodosols elalu diusahakan adanya penutup lahan. Pembuatan bedengan, guludan atau terasering sesuai dengan kelerengannya. Untuk meningkatkan produktivitas tanah dapat dilakukan melalui pemberian kapur, pemupukan, penambahan  BO,  dan  penanaman  tanaman adaptif.   Sebaiknya   tanah   Spodosol   tidak   dijadikan   lahan pertanian, tetapi tetap dibiarkan sebagai hutan. Kalau sudah terlanjur dibuka sebaiknya dilakukan reboisasi.
Usaha pertanian yang sesuai dijaga selalu sebagai daerah konservasi. Spodosol banyak digunakan sebagai hutan, kecuali itu dapat juga digunakan sebagi daerah rumput ternak (pasture), savanna atau tempat rekreasi.
J.                  Mollisols
Sifat ciri utama tanah Mollisols mempunyai horison (lapisan) permukaan berwarna gelap yang mengandung bahan organik yang tinggi. Tanah ini kaya akan kation- kation basa, oleh karena itu tanah ini juga tergolong sangat subur. Mollisol secara karakter  terbentuk  di  bawah  rumput  dalam  iklim  yang sedang. Agregasi tanah baik, struktur remah dan gembur berbentuk prisma sehingga tanah tidak keras bila kering.
Cara pengelolaannya dengan memanfaatkan tanah sebaik- baiknya sesuai dengan kebutuhan dan berdasarkan ilmu pengetahuan yang jelas. Budidaya tanaman semusim yang akarnya tidak lebih dari 50 cm. Usaha pertanian yang sesuai yaitu untuk usaha budidaya tanaman  semusim  yang  memiliki  akar  pendek  seperti jagung, kacang tanah, dan padi.
K.                Aridisols
Sifat ciri utama tanah aridisols yaitu reaksi-reaksi fisik, kimia dan biologi berjalan lambat karena kurangnya air. Akibatnya Aridisol merupakan tanah yang memiliki sifat  hampir  sama  dengan  bahan  induknya.  Aridisol  memiliki  KB  tinggi  karena rendahnya  proses  pencucian.  Aridisol  memiliki  kandungan  bahan  organik  yang rendah   dan   tidak   adanya   proses fertilisasi, serta tidak ditemukannya horizon eluviasi. Pada permukaan tanah sering ditemukan adanya gravel pavement. Ditemukanya   caliche atau lapisan akumulasi karbonat, ini terjadi karena CaCO3 di endapkan oleh air perkolasi yang mulai habis. Selain itu juga ditemukan horizon salik dan natrik.
Cara  pengelolaannya  perlu  dilakukan  pengolahan  tanah dengan penambahan     bahan organik dalam            tanah. Penanaman sistem cover crop serta penambahan vegetasi di area yang dibutuhkan guna melindungi dari terjadinya run off yang besar.
Usaha  pertanian  yang  sesuai  mengingat  lingkungannya  yang  kering,  Aridisol termasuk sangat sulit dimanfaatkan sebagai lahan untuk bercocok tanam. Tetapi dapat dilakukan budidaya tanaman yang membutuhkan intensitas cahaya matahari yang tinggi dan membutuhkan air yang sedikit, misalnya tebu, buah naga   dan nanas.

L.                 Gelisols
Gelisol adalah tanah yang terbentuk dalam lingkungan permafrost (lingkungan yang sangat dingin). Dinamakan gelisol karena terbentuk dari material gelic. Gelic adalah campuran dari bahan mineral dan organik tanah yang tersegresi es pada lapisan yang aktif. Tanah jenis ini membeku pada ketebalan 100-200 cm dari permukaan tanah.
Gelisols tidak memiliki horizon B dan hanya memiliki horison A yang berada di lapisan es. Bahan organik tanah Gelisol banyak  terakumulasi  di  lapisan  atas,  sehingga  Gelisols kebanyakan  berwarna  hitam   atau  coklat  tua.   Meskipun pengaruh  pencairan  es  di  sebagian  besar  wilayah,  tanah Gelisol  termasuk  tanah  yang  subur  karena  adanya  bahan organik   yang   relatif   tinggi   pada   bagian   atas   Gelisol. Kandungan   kimia   yang   dominan   pada   Gelisol   adalah potassium dan kalium, tetapi bahan kimia ini sangat mudah tercuci  oleh  pencairan  es.  Gelisols  ditemukan  terutama  di Siberia,  Alaska  dan  Kanada.  Untuk  area  yang  lebih  kecil ditemukan  di  Andes  (terutama  dekat  persimpangan  antara  Chili,  Bolivia  dan Argentina), Tibet, Skandinavia utara,Greenland dan Antartika.
Gelisol berada pada lingkungan dengan iklim yang ekstrim dingin sehingga gelisol belum bisa dimanfaatkan sebagai lahan pertanian. Penyebaran tanah gelisol hanya sekitar 9% dari daratan di bumi. Ordo tanah gelisol relatif masih baru dipelajari dan masih jarang penelitian tentang tanah gelisol.







BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dapat di ketahui bahwa setiap jenis tanah memiliki bahan induk yang berbeda dan membutuh kan waktu yang bebeda dan memiliki karakteristik yang bebbeda juga. Sehingga setiap jenis tanah memiliki warna bebbeda, PH berbeda, dan jenis tanaman yang cocok di tanami pada tanah itu juga berbeda.
B.     Saran
Makalah ini masih memiliki banyak kekurangan sehingga harus dapat banyak memiliki saran dan kritik dari para pembaca untuk memperbaikinya.


DAFTAR PUSTAKA
e-journal.uajy.ac.id/2023/3/2TS12542.pdf
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/nurul-khotimah-msi/diktat-geografi-tanah.pdf

Komentar