DASAR-DASAR ILMU SEJARAH OBJEK-OBJEK YANG BERUSIA 50 TAHUN DI SUMATERA UTARA



DASAR-DASAR ILMU SEJARAH
OBJEK-OBJEK YANG BERUSIA 50 TAHUN
DI SUMATERA UTARA


OLEH

KELOMPOK 8
ADE NOVRIANDA
NUR HAFNI









JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2016

Masjid Tertua DI Sumatera Urata
1.      Masjid As-Syakirin
Masjid As-Syakirin memiliki letak di antara permukiman penduduk. Secara adminstratif terletak di Jalan Raya Deli Tua, Kampung Deli Tua, Kecamatan Deli Tua, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Belum banyak informasi yang didapat mengenai sejarah masjid ini. Akan tetapi, berdasarkan penuturan masyarakat setempat masjid ini dibangun sekitar tahun 1819 dan merupakan bagian dari peninggalan Sultan Deli. Perawatan dan pengelolaan masjid dilakukan oleh keturunan Sultan Deli dan masyarakat sekitar masjid.
2.      Masjid Raya Al Osmani
Masjid Raya Al Osmani terletak di Jl. Yos Sudarso Km 17,5, Kelurahan Pekan Labuhan, Kecamatan Medan Labuhan, Kota Medan. Keberadaan Mesjid Raya Al Osmani tidak dapat dipisahkan dari eksistensi Kesultanan Deli yang masih bertahan sampai sekarang. Masjid Al Osmani juga disebut Masjid Raya Labuhan ini dibangun pada tahun 1854. Pembangunan masjid ini digagas oleh Sultan Deli VII Osman Perkasa Alam, seorang Sultan yang sangat dihormati oleh rakyatnya pada masanya.
3.      Masjid Raya Rantau Panjang
Masjid Raya Sultan Basyaruddin atau dikenal dengan sebutan Masjid Raya Rantau Panjang terletak di Desa Rantau Panjang Kecamatan Pantai Labu. Bangun masjid layak menjadi situs sejarah, dibangun pada tahun 1854 M oleh Sultan Serdang ke IV, Sultan Basyaruddin Syaiful Alamsyah yang merupakan kewaziran Sultan Aceh.


4.      Masjid Raya Nur Addin
Masjid Raya Tebing Tinggi yang kini sudah berganti nama menjadi Masjid Nur Addin adalah masjid tertua di Kota Tebingtinggi. Masjid ini terletak di jantung kota, tepatnya di Jalan Suprapto Kota Tebing tinggi. Masjid Raya Nur Addin ini sehari-hari dipakai untuk beribadah umat muslim di Kota Tebing tinggi dan kegiatan syiar-syiar agama Islam.
Masjid Raya ini berdiri sekitar 1861 yang didirikan Raja Negeri Padang (Tebingtinggi) Tengku Haji Muhammad Nurdin dan juga sekaligus beliaulah sang pendiri Kota Tebingtinggi. Beliau meninggal pada 1914 dan lahir di tanah Tebing
tinggi yang dulunya kerajaan Padang sekitar tahun 1836.
Masjid Jami' Ismailiyah terletak di Desa Beringin, Kecamatan Bedagai, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Sebelah utara masjid berbatasan dengan Sungai Bedagai dan rumah penduduk, sebelah timur dengan jalan besar, sebelah selatan dengan kebun rakyat serta bekas kerajaan Negeri Bedagai, dan sebelah barat dengan kebun rakyat. Menurut ahli waris Sultan Bedagai, masjid dibangun pada tahun 1882. Pemugaran dilakukan pada tahun 1937, yakni penggantian atap yang semula dari genteng menjadi seng, meninggikan posisinya melebihi bangunan istana yang masih berdiri pada waktu itu, dan kubahnya diganti dengan yang lebih besar. Kemudian pada tahun 1982 dilakukan pemugaran kedua dengan mengganti lantai bagian dalam masjid dari tegel menjadi keramik dan dilakukan pembangunan menara. Bentuk asli masjid masih terlihat pada pagar tembok yang bergelombang di bagian atasnya dan memiliki dua tiang sebagai penyangga atap. Bangunan masjid ini terdiri dari serambi, ruang utama, menara, tempat wudhu, dan makam.


Bangunan Masjid Raya Sultan Ahmadsyah merupakan salah satu masjid tertua di Kota Tanjung Balai, Sumatera Utara. Masjid itu dibangun pada tahun 1886 di lahan seluas 1 hektare milik Kesultanan Melayu Asahan.


7.      Masjid Raya Bandar Khalifah
Masjid Raya Bandar Khalifah terletak di pinggir Jalan Bandar Khalifah dan secara administratif masuk ke dalam Desa Gelam, Kecamatan Banda, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Masjid ini berdiri di antara permukiman penduduk yang mayoritas bermata pencaharian petani. Berdasarkan informasi dari masyarakat, masjid dibangun sekitar tahun 1890 oleh Tengku Haji Nurdin yang bergelar Maharaja Muda Wazir Negeri Deli. Gelar tersebut merupakan pemberian Sultan Deli, dimana Tengku Haji Nurdin merupakan generasi kedelapan dari kerajaan Negeri Padang yang berpusat di Bandar Khalifah.
Masjid Lama gang Bengkok Medan yang sudah berdiri dari tahun 1890-an, berada di Jalan Mesjid kelurahan Kesawan, Medan Kota. Lokasi ini masih di seputaran pusat bisnis Kota Medan di masa lalu, yaitu kawasan Kesawan (saat ini Jalan Ahmad Yani). Mungkin anda bingung kenapa nama masjidnya seperti itu, tidak ada kesan nama-nama arab, seperti masjid lainnya. Dinamakan Masjid Lama Gang Bengkok karena, dulu di depan masjid ini ada sebuah gang yang memang bengkok bentuknya.


Masjid Raya Sulaimaniyah terletak di Desa/Kota Galuh, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara, dari arah Medan menuju Tebing Tinggi akan melewati masjid ini, demikian juga sebaliknya.
Masjid Raya Sulaimaniyah didirikan oleh Sultan Sulaiman Syariful Alamsyah pada tahun 1894 seiring dengan dipindahkannya ibukota kesultanan Serdang dari Rantau Panjang (sekarang berada di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang) ke Istana kota Galuh Perbaungan (dulu Serdang). Nama masjid ini sendiri dinisbatkan kepada Sultan Sulaiman, yang membangunnya. Selain di Kota Galuh Perbaungan, Sultan Sulaiman juga membangun masjid dengan nama yang sama di Pantai Cermin pada tahun 1901 dan sama sama masih eksis hingga kini. 
Pada awalnya, pembangunan Masjid Azizi dilaksanakan atas saran Syekh Abdul Wahab Babussalam pada masa pemerintahan Sultan Langkat Haji Musa, yakni pada tahun 1899. Akan tetapi, Haji Musa meninggal pada saat masjid masih dalam proses pembangunan. Sehingga pembangunan masjid dilanjutkan oleh puteranya, Sultan Abdul Azizi Abdul Jalil Rahmad Syah. Oleh karena itu, nama ‘Azizi’ berasal dari nama putera Sultan Haji Musa yang menyelesaikan pembangunan masjid pada tahun 1902.



Gedung Tertua Di Sumatera Utara
1. GEDUNG LONDON SUMATRA (LONSUM)
Gedung London Sumatra di Kota Medan, Sumatra Utara adalah salah satu peninggalan zaman kolonial yang hingga kini masih berdiri. Saat didirikan, gedung ini merupakan kantor dari perusahaan perkebunan milik Harrisons & Crossfield Plc, perusahaan perkebunan dan perdagangan yang berbasis di London. Oleh Harrisons & Crossfield gedung ini disebut dengan gedung Juliana. Gedung ini di bangun pada 1906 dengan arsitekstur bergaya transisi. Gaya tersebut terlihat dari bentuk gevel atau fasad depan yang menjadi ciri rumah-rumah yang menghadap sungai di Eropa pada transisi akhir abad 19.
Letak Gedung London Medan yang berada di kawasan pusat kota, memudahkan akses bagi wisatawan yang ingin menelusuri berbagai wisata di pusat kota. Di sekitar Gedung London Medan juga terdapat beberapa bangunan tua peninggalan Belanda dengan gaya arsitekstur transisi, seperti Kantor Pos Medan, Gedung Jakarta Lloyd yang pada saat didirikan adalah kantor perusahaan pelayaran The Netherlands Shipping Company, dua buah bank swasta yang dulu merupakan gedung dari  The Netherlands Trading Campany atau Nederlandsche Handel Maatschappij dan sempat menjadi Kantor Rotterdam`s Lloyd.
2. ISTANA MAIMUN
Istana Maimoon berada di Kelurahan Aur, Kecamatan Medan Maimoon, Kota Medan, Sumatera Utara. Istana ini dibangun pada tahun 1888 oleh Sultan Ma’moen Al Rasyid Perkasa Alamsyah yang memerintah dari tahun 1873-1924. Dahulu, Istana Maimoon tidak hanya menjadi pusat pemerintahan Kesultanan Deli, namun juga sebagai pusat adat dan budaya Melayu, tempat bermusyawarah antar masyarakat dan pusat dakwah Islam.



3. MENARA TIRTANADI
Menara Air Tirtanadi merupakan salah satu ikon kota Medan, Sumatera Utara. Menara air ini dulunya milik pemerintahan kolonial Belanda yang bernama NV. Water Leiding Maatschappij Ajer Beresih yang berdiri pada tahun 1905. Menara Air ini selesai dibangun pada tahun 1908 dan sekarang sudah menjadi milik PDAM Tirtanadi. Fungsinya untuk mensuplai kebutuhan air bersih para penduduk yang sampai sekarang masih tetap digunakan. Selain itu, Menara Air ini dulunya berfungsi juga sebagai Landmark kota Medan.

4. MUSEUM ABRI
Museum ini dibuka pada tahun 1971. Museum ini adalah merupakan tempat yang menarik untuk dikunjungi dan menyimpan benda-benda sejarah perjuangan ABRI dan Rakyat di Sumatera Utara pada Perang Kemerdekaan Indonesia melawan pemberontakan pada tahun 1958. Mengunjungi Museum ini dapat membayangkan kehebatan Perjuangan Pahlawan dimasa lalu.

5. BANK INDONESIA
 Bank Indonesia Medan ini merupakan bangun peninggalan pemerintahan Belanda yang kalah ketika peperangan. Dalam sejarahnya bangunan itu didirikan pada tahun 1906 yang mana pembangunannya ditangani oleh perusahaan arsitek asal Belanda tapi berkantor di Jakarta (saat itu namanya masih Batavia). Arsitek yang merancang bangunan unik ini adalah Hulswit, Fermost dan Cuypers. Pembangunannya selesai dalam waktu satu tahun. Tepat di tahun 1907 bangunan yang digunakan sebagai pusat perbankan Belanda dengan nama De Javasche Bank Medan ini resmi dioperasikan yang mana pada awal berdirinya dipimpin oleh L. Vonhemert. Ternyata bangunan itu merupakan peninggalan pemerintah Belanda dan masih kokoh sampai sekarang.
Bank Indonesia Medan yang beralamatkan di Jl. Balai Kota No. 04, Medan ini sampai sekarang masih kokoh berdiri dan terawat dengan baik. Perbaikan besar pernah terjadi pada tahun 2000 di mana pada saat itu kubah yang pada tahun 1956 dihilangkan kembali dipasang. Sayangnya jam besar asli Belanda yang ada di dalamnya hilang entah ke mana.
6. MUSEUM NEGERI MEDAN
Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara diresmikan tanggal 19 april 1982 oleh menteri Pendidikan dan Kebudayaan DR Daoed Yosoef, namun peletakan koleksi pertama dilakukan oleh Presiden Republik Indonesia pertama Ir. Soekarno tahun 1954 yang berupa Mekara, oleh karena itu museum ini terkenal dengan nama Gedung Arca. Museum ini merupakan Museum terbesar di Sumatera Utara yang memiliki koleksi berbagai peninggalan Sejarah Budaya Bangsa, Hasil Seni dan Kerajinan dari berbagai Suku di Sumatera Utara

7. HOTEL DE BOER (INNA DARMA DELI)
Inna Dharma Deli merupakan satu hotel peninggalan zaman Hindia Belanda. Dari banyak gedung bersejarah di Medan,bangunan hotel yang dulunya bernama De Boer ini merupakan salah satu gedung bersejarah yang masih dipertahankan.Hotel Dharma Deli merupakan satu unit hotel dari PT National Hotels and Tourism Corp Ltd (Natour) yang merupakan persero pemerintah di lingkungan Kementerian Pariwisata Pos dan Telekomunikasi RI yang bergerak dalam bidang jasa perhotelan dan restoran. 

8. TJONG A FIE MANSION
Tjong A Fie merupakan sejarah yang tak bisa dipisahkan dari Kota Medan. Tokoh multikulturisme yang banyak berjasa membangun Medan. Tjong A Fie dilahirkan di Provinsi Guandong, Kabupaten Maizen, di Desa Sukaou, Tiongkok, pada 1860 lalu. Dia datang ke Medan dari Meixian, Guandong, pada 1875. Rumah Tjong A Fie merupakan gedung bergaya Tiongkok kuno yang dibangun pada tahun 1900, lokasinya terletak dijalan Ahmad Yani (Kesawan). Dia adalah jutawan pertama di Sumatera yang namanya sangat terkenal sampai sekarang walaupun ia sudah wafat pada tahun 1921. Kesuksesannya berkat usaha dan hubungan baiknya dengan Sultan Deli dan para pembesar perkebunan tembakau Belanda. Hingga saat ini rumah tersebut masih ditempati keluarga Tjong A Fie.
10. KUIL SHRI MARIAMMAN
Kuil Shri Mariamman adalah kuil Hindu tertua di Kota MedanIndonesia. Kuil ini dibangun pada tahun 1884 (ada pula yang menyebut 1881)untuk memuja dewi Kali. Kuil ini terletak di kawasan yang dikenal sebagai Kampung Keling. Kuil yang menstanakan lima dewa, masing-masing Dewa SiwaWisnuGanesha, Dewi Durga (Kali), dan Dewi Aman itu dikelola salah seorang keluarga pemilik perusahaan besar Texmaco, Lila Marimutu. Pintu gerbangnya dihiasi sebuah gopuram, yaitu menara bertingkat yang biasanya dapat ditemukan di pintu gerbang kuil-kuil Hindu dari India Selatan atau semacam gapura.



Kuburan Islam Tertua Di Sumatera Utara
1.    Makam Syeikh Mahmud Barus
            Salah satu bukti sejarah ini adalah makam Syeikh Mahmud Barus. Syeikh Mahmud adalah salah satu penyebar masuknya islam ke Indonesia pada abad ke Enam. Makamnya ditemukan pada abad ke 13.
2.    Makam Sisingamangaraja
            Sisingamangaraja lahir di Bakara 18 Februari 1845 dan meninggal di Dairi, 17 Juni 1907 pada umur 62 tahun. Dia adalah seorang raja di negeri Toba, Sumatera Utara , pejuang yang berperang melawan Belanda, kemudian diangkat oleh pemerintah Indonesia menjadi Pahlawan nasional
3.                  Makam Mahligai
Konon, nama makam ini diambil dari sebuah istana kecil pada zaman dahulu yang dibangun oleh Tuan Syekh Abdul Khatib Siddiq. Setelah wafat, Syekh Siddiq dimakamkan di Makam Mahligai. Selain beliau, sejumlah ulama besar penyebar Islam lainnya dimakamkan disini, diantaranya Syekh Rukunuddin, Syekh Ushuluddin, Syekh Zainal Abidin Ilyas, Syekh Ilyas, Syekh Imam Khotib Mu’azzamsyah Biktiba’I, Syekh Syamsuddin, Tuanku Ambar, Tuan Kepala Ujung, Tuan Sirampak, Tuan Tembang, Tuanku Kayu Manang, Tuanku Makhdum.


Ukuran makam di kompleks ini rata-rata panjangnya 7 meter, datar tanpa ornamen khusus kecuali batu nisan di kedua ujung makam. Nisan makam berbahan batu khusus berwarna coklat terlihat mulai menghitam akibat terkikis zaman. Batu nisan bertuliskan aksara Arab kuno bercampur Persia. Sebagian batu nisan memiliki kesamaan corak dengan makam para Syekh di wilayah Sumatera dan Jawa, yakni memiliki corak India.
Nisan makam Syekh Rukunuddin bertuliskan aksara Arab yang memiliki arti: “Tuan Syekh
4.                  Makam Tuan Ambar di Kecamatan Barus Utara
Untuk mengunjungi makam Tuan Ambar yang lokasinya sekitar 200 m dari tepi jalan melintasi kebun coklat milik penduduk, di Desa Panangahan Kecamatan Barus Utara. Di komplek makam ini, sepertinya batu nisan yang sudah tidak terbenam lagi yang pernah ditemukan ditempat yang sama atau sekitarnya telah dikumpulkan dan dideretkan. Tidak ada batu nisan yang bertarikh di komplek yang telah dipugar ini dan hanya satu batu nisan yang memuat nama almarhum.
5.                  Makam Tuan Ibrahim Syah di Kecamatan Barus
Makam Tuan Ibrahim Syah atau Syech Batu Badan ini terdapat di Simpang Tiga Bukit Desa Patu Pangan, berdekatan dengan Makam Papan Tinggi dan berjarak hanya berkisar 300 meter. Diatas makam ini, ada batu papan yang memanjang dari arah kepala hingga ke kaki, dengan kata lain panjangnya kuburan tersebut diatasnya ada batu untuk menghimpit makam tersebut. Menurut ceritanya, makam Ibrahim Syah wafat pada tahun 825 Hijrah, merupakan raja pertama di Barus, beliau wafat karena dibunuh musuhnya dan didalam makam tersebut sengaja dihimpitkan sebuah batu supaya jangan di bongkar orang usil dan iseng.
Komplek Makam Tuan Ibrahim Syah di Kecamatan Barus, Kabupaten Tapanuli Tengah
6.                  Makam Syaikh Abdul Gani Harahap
Tokoh ini hidup jauh sebelum masa revolusi (diperkirakan sekitar 1818). Beliau menjadi legenda di kampung halamannya, Baringin, Sipirok, Tapanuli Selatan. Dia juga dikenal sebagai penyebar agama Islam di Baringin. Waliyullah yang dicitrakan sebagai seorang yang gagah dengan kuda putihnya ini menyampaikan Islam hingga ke wilayah Tanjung Balai, Asahan. Tak mengherankan bila murid dan pengikutnya bertebaran di sepanjang Tapanuli hingga Asahan.
7.                  Makam Kramat Jiret Mertuah
Peneliti terdahulu menyebut dengan nama Pageran Bira. Terletak di Desa Pageran Bira Jae, Kecamatan Sosopan, Kabupaten Tapanuli Selatan. Untuk menuju situs Pageran Bira, dari Gunung Tua ke arah Sibuhuan sejauh 72 km, kemudian ke kanan (barat) sejauh 18 km melewati 3 kecamatan yaitu Kecamatan Lubuk Barumun, Ulu Barumun dan Sosopan. Setelah sampai di Masjid Nurul Iman, desa Pagaran Bira Jae perjalanan dilanjutkan ke kiri melewati jalan setapak sekitar 200 meter.
8.      Makam Titi Panjang
Pemakaman tua pertama yang konon dianggap paling tua berada di sebuah bukit hijau nan terpencil. Makam ini berlatar belakang panorama kota Barus dan Samudra Indonesia di sisi barat, berada diatas ketinggian 153 meter diatas permukaan laut. Badan bukit menuju makam cukup terjal, memiliki kemiringan hingga 45 derajat, cukup sulit untuk didaki. Anak tangga menuju makam Syech Mahmud, sahabat Rasulullah yang membawa syiar Islam pertama di Indonesia ini dibangun dimasa Soekarno. Yang meresmikannya adalah Adam Malik. Masih di anak tangga pertama, suasana di tempat ini terasa demikian teduh dan menenangkan. Sekelilingnya adalah hutan bercampur dengan tanaman penduduk. Pohon-pohon yang tumbuh membuat kawasan ini menjadi tenang dan tentram. Lokasi Makam Papan Tinggi ini, terdapat makam terpanjang dan mempunyai batu nisan yang besar dan tinggi. Di batu nisan yang terbuat dari batu cadas dengan berat ratusan kilogram tertulis nama Syech Mahmud Fil Hadratul Maut yang ditarikhkan pada tahun 34 H sampai 44 H yang berarti hidup pada masa Sayyidina Umar Bin Khattab sebagai khalifah.

Perkantoran Tertua Di Sumatera Utara
1.      Kantor Pos
Kantor Pos & Giro ini letaknya di Jalan Balai Kota Medan tepatnya menghadap ke Lapangan Merdeka Medan (dulunya disebut esplanade) yang merupakan bangunan sejarah peninggalan zaman kolonial Belanda. Lokasi ini juga disebut sebagai "Titik Nol" Kota Medan. Yang artinya dari sinilah diukur jarak kilometer Pusat kota Medan ke seluruh lokasi Kota Medan dan Kota lain disekitarnya. Bangunan ini dibangun pada tahun 1909-1911 oleh seorang arsitek bernama Snuyf yang dulu merupakan Direktur Jawatan Pekerjaan Umum Belanda untuk Indonesia pada masa Pemerintahan Belanda. Bangunan ini memiliki nilai sejarah, nilai estetis, nilai sosial, nilai fungsional, dan juga nilai struktural yang tinggi. Itu sebabnya bangunan ini termasuk bangunan cagar budaya yang dilindungi oleh Pemerintah Kota Medan dalam bentuk PERDA.
2.      Kantor Nederlandsch Indische Handels Maatshcappij/Kantor Bank Mandiri Cabang Kesawan Medan (Jl. Raden Saleh Kel. Kesawan Kec. Medan Barat Kota Medan)






3.      Kantor Bank Mandiri Medan (Jl. Ahmad Yani Kel. Kesawan Kec. Medan Barat Kota Medan) Samping Gedung Lonsum Medan







4.      Kantor PTPN Medan (Jl. Letjend Suprapto No.2 Kota Medan)




5.      Gedung Balai Kota lama
Gedung Balai Kota Lama berdiri sejak tahun 1900 dan telah menjadi saksi perkembangan Kota Medan dari waktu ke waktu. Gedung ini di arsiteki oleh Hulswit dengan gaya Eropa klasik, memiliki dominasi warna yang putih, sehingga mirip dengan gedung-gedung besar di Eropa. Gedung ini menjadi saksi bisu dari peristiwa-peristiwa yang dahulu pernah terjadi di kota Medan, pada saat jaman kolonial Belanda, Jepang, dan sampai saat ini.
6.       Gedung Pt Telkom (Nederlandsch Indische Gasmaatschappij) Jl. Prof. H.M. Yamin no. 52 Kota Medan




7.      Kantor PJKA Divisi regional I Sumatera Utara
Satu bangunan bersejarah peninggalan Belanda di Kota Medan. Kantor ini terletak di Jalan Prof HM Yamin, No 14, Medan. Berdasarkan sejarah, gedung ini dulu bernama Hoof Dkantoor van de Deli Spoorweg Maatschappij dan merupakan kantor pusat dari perusahaan kereta api Deli. Gedungnya sendiri dibangun bersamaan dengan pembangunan kereta api deli di Medan sekitar tahun 1883 yang merupakan inisiatif JT Cremer. Sekitar tahun 1863-1870, wilayah Pantai Timur Sumatera menjadi kawasan yang sangat penting di Hindia Belanda. Pertumbuhan ekonomi perkebunan kolonial itu telah mendorong pertumbuhan ekonomi di sektor lain yang pada akhirnya membuat Deli (Medan) menjadi daerah yang maju dan berkembang pesat.

Jembatan Tertua di Sumatera Utara  
1.    Jembatan Pahitean
Jembatan yang membentang sepanjang hampir 100 meter di hulu Sungai Asahan ini merupakan salah satu jembatan tertua di Pulau Sumatera. Pembangunan konstruksinya dimulai pada 1936 kemudian selesai pada 1949. Dengan teknologi dan peralatan yang sederhana kala itu tetapi dibarengi dengan kejujuran dan rasa tanggung jawab yang utuh pada pimpinan proyek, konsultan, dan kontraktornya. Jembatan ini diresmikan pada 1950 oleh Wapres RI Pertama, Drs M. Hatta yang didampingi oleh Gubernur Sumatera,T. M. Hassan. Pada masa awal kemerdekaan Republik Indonesia pulau Sumatera hanya dikepalai oleh seorang gubernur. Hingga kini, setelah lebih setengah abad berlalu jembatan dengan ciri khas berpagar cor beton menjulang dengan lengkungan di atasnya ini masih tegar dan kokoh.
2.    Jembatan titi Gantung
Medan di Sumatera Utara juga memiliki jembatan bersejarah. Salah satunya adalah Jembatan Titi Gantung dari abad ke-18.Berada tidak jauh dari Stasiun Kereta Medan, terdapat sebuah jembatan peninggalan penjajah Belanda yang masih berdiri. Yang bernama Titi Gantung itu diketahui sudah berdiri sejak abad ke-18.Selain sebagai sarana penghubung, ternyata jembatan yang bergaya klasik Victoria ini merupakan tempat favorit kolonial Belanda untuk menikmati sore di Kota Medan. Bahkan pada malam hari, banyak orang Belanda yang bersantai di jembatan ini sambil menghisap cerutu.Sedangkan secara fungsi, Jembatan Titi Gantung dibuat untuk menghubungkan kawasan perumahan penduduk dengan Lapangan Merdeka yang dulunya selalu ramai dengan berbagai acara. Secara lokasi, Jembatan Titi Gantung juga berjarak tidak jauh dari Stasiun Kereta Medan yang sama tuanya.Sebagai sisa situs sejarah, Jembatan Titi Gantung juga telah memperoleh status sebagai cagar budaya.
3.    Jembatan Titi Kuning
Jembatan peninggalan zaman penjajahan Belanda dengan sebutan “Titi kuning” di lingkungan 5, Kelurahan Pangkalan Masyur, Kecamatan Medan Johor, Medan, jembatan yang telah berusia 82 . namanya jembatan dengan Titi Kuning, berawal dari perahu Lancang Kuning milik Sultan Deli sering melintas disekitar jembatan tersebut. Selain itu disekitar jembatan terdapat kuburan Wak Leboy wafat tahun 1944 yang dikeramatkan orang.
4.    Jembatan tanjung pura
Jembatan yang di bangun sejak zaman penjajahan belanda di atas aliran Sungai Batang Serangan Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat.

5.    Jembatan Aek Raisan
Jembatan aek raisan diperhitungkan dibangun sekitar tahun 1935 sebelum merdeka republik indonesia. Jika jembatan ini rusak maka Sibolga Medan, Padang Sidimpuan dan daerah pulau Nias akan terganggu bahkan mungkin putus hubungan, jadi masyarakat kabupaten Tapanuli Tengah mengharapkan kepada pemerintah pusat dan instansi terkait, agar segera melaksanakan pembangunan jembatan baru (alternatif) agar semua yang melintas, jangan terganggu akibat kerusakan.



6.    Jembatan Kenangan
Jembatan Kenangan, merupakan salah satu  jembatan yang ada di Bukit Lawang, Langkat, Sumatera Utara. 


Pusat Perbelanjaan tertua di Sumatera Utara
1. Pasar Simpang Limun
Masyarakat Medan lebih akrab menyebutnya Pajak Simpang Limun (Pajak=Pasar). menurut penduduk setempat daerah ini dinamakan simpang limun karena dahulu terdapat pabrik limun yang cukup besar di persimpangan jalan tersebut.




2. Pasar Melati
Kondisi Pasar Melati di Desa Parit Baru, Kecamatan Sungai Raya dinilai sudah tidak layak lagi untuk ditempati. Beberapa bangunan pasar tampak sudah rusak dan kondisi ini tentu saja mengancam keselamatan para pedagang maupun pembeli, untuk itu, pemda setempat diminta untuk segera melakukan renovasi.
3.    Pasar tradisional Balige
Pasar ini didirikan oleh kolonial Belanda pada tahun 1936 dan masih terlihat kokoh berdiri hingga sekarang. Pasar tradisional balige ini menjadi ikon kota balige, sekaligus sarana interaksi antara penduduk di balige maupun sekitarnya.

4.      Medan Plaza
Medan mulai memiliki bangunan bertingkat yang dijadikan sebagai pusat berbelanjaan. Tercatat, dari akhir tahun 1970an hingga akhir 80an ada sekitar 10 pusat pembelanjaan yang berdiri di ibukota Sumatera Utara. Medan Plaza yang terletak di Jalan Iskandar Muda Medan ini merupakan pusat pembelanjaan modern pertama yang ada di Medan.
Alm Jaya Chandra merupakan pendiri dari Medan Plaza yang diperkirakan berdiri pada tahun 1984. Insting bisnis Jaya Chandra menjadikan Medan Plaza sebagai bangunan dengan fasilitas terlengkap dan modern pada saat itu. Tidak heran, bila bangunan ini langsung diminati oleh berbagai kalangan, terutama yang berduit atau orang kaya.
Pada awal bangunan ini berdiri, lantai 6 merupakan restoran kelas atas, dan sering digunakan sebagai tempat pesta pernikahan. Salah satu warga Medan yang pernah melangsungkan pernikahan di restoran ini adalah Sukamto Sunanto.


5.      Restoran Tip Top medan
Salah satu nya adalah restoran Tip-Top restoran yang beralamat di Jl.ahmad Yani telah berdiri sejak tahun 1929 ini sampai saat ini tetap ramai dikunjungi pelanggan setianya suatu hal yang wajar bila anda akan menemui pasangan oma dan opa dari Belanda yang bernostalgia disini.bagi yang masih muda tenang saja karena banyak juga pengunjung usia muda di restoran ini maupun keluarga yang menikmati aneka menu Wetern,Chinese maupun Indonesia racikan juru masak restoran ini.tidak hanya interiornya yang bernuansa klasik dan masih dapat dilihatnya mesin hitung kuno,piano kuno dll restoran tip top tetap menggunakan tungku kayu dengan kayu bakar sebagai bahan bakarnya sesuatu yang tidak pernah berubah sejak tahun 1934 untuk memasak kue tart,specolaas,moorkop,horen dll sehingga menghasilkan aroma dan rasa yang menggugah selera.
6.      Ruko - ruko tua di Kesawan yang mirip bangunan china dan malaka yang terletak di Jl. Jend. Ahmad Yani no. 86 Kel. Kesawan Kec. Medan Barat Kota Medan








                         



Sekolah Tertua di Sumatera Utara
1. SMP Swasta Santa Maria Tarutung,
Merupakan salah satu Sekolah Menengah Pertama Swasta yang ada di Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Sama dengan SMP pada umumnya di Indonesia masa pendidikan sekolah di SMP Swasta Santa Maria Tarutung ditempuh dalam waktu tiga tahun pelajaran, mulai dari Kelas VII sampai Kelas IX. SMP ini merupakan bagian dari Yayasan Santo Yoseph Medan.SMP Santa Maria adalah SMP yang dapat bersaing dan berprestasi sampai ke tingkat provinsi.SMP Santa Maria dinobatkan sebagai SMP Favorit di Tapanuli Utara. Didirikan pada tahun 1984.




2. SMP Swasta Santa Maria Tarutung,
Merupakan salah satu Sekolah Menengah Pertama Swasta yang ada di Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Sama dengan SMP pada umumnya di Indonesia masa pendidikan sekolah di SMP Swasta Santa Maria Tarutung ditempuh dalam waktu tiga tahun pelajaran, mulai dari Kelas VII sampai Kelas IX. SMP ini merupakan bagian dari Yayasan Santo Yoseph Medan.SMP Santa Maria adalah SMP yang dapat bersaing dan berprestasi sampai ke tingkat provinsi.SMP Santa Maria dinobatkan sebagai SMP Favorit di Tapanuli Utara. Didirikan pada tahun 1984.

3. SD PAB Tarbiyah islam
Medan , sudah banyak cerita tentang sekolah yang kondisinya mengenaskan. SD di Medan, Sumatera Utara, menambah daftar itu. Selain bangunan fisik yang kurang memadai, sekolah ini juga menggabungkan siswanya di satu ruangan karena tak punya fasilitas.  Nama sekolah itu adalah SD PAB Tarbiyah Islam. Terletak di Jalan Pertahanan, Kecamatan Medan Barat, Medan, sekolah ini berjarak 4-5 km dari pusat kota Medan.  Sekolah berdiri sejak tahun 1940. Awalnya, sekolah berbentuk madrasah. Namun pada tahun 1973 berubah menjadi sekolah PAB TI.
4. SMK Negeri 8 Medan
Sekolah Menengah Teknologi Kerumahtanggaan Medan berdiri tahun 1976 dengan SK Mendikbud Nomor 210105475 tanggal 12 Desember 1975. Pada masa itu SMTK masih menempati gedung SMKK di jalan Hang Tuah (sekarang SMKN 10 Medan). Pada awal berdirinya SMTK dibawah kepemimpinan Ibu Saulan Siahaan, masa pendidikan berlangsung selama 4 (empat) tahun dan berakhir pada tahun 1988. Pada tahun 1982 SMTK menempati gedung baru di jalan Dr. Mansyur, Medan Selayang. Perubahan nama dari SMTK ke SMK Negeri 8 Medan berdasarkan Keputusan Menteri, terjadi pada masa kepemimpinan Ibu Dra. Risma pitta Saragih sampai dengan sekarang. SMK Negeri 8 Medan sebelumnya merupakan kelompok SMK Seni, Kerajinan dan Pariwisata bernama SMK (Kelompok Pariwisata) Negeri 8 Medan, yang sekarang dipimpin oleh Drs. Hidup Simanjuntak, M.Si.

Rumah Sakit Tertua di Sumatera Utara
1. Rumah Sakit Umum Pirngadi
Didirikan Oleh Pemerintah Kolonial Belanda. Peletakan Batu Pertama 11 Agustus Oleh Bocah 11 Thn Maria Constantia Macky Dan Diresmikan1930
2. Rumah Sakit Tembakau Deli
Rumah Sakit Umum Tembakau Deli pada awalnya bernama Rumah Sakit VEREGNIDE DELI MAATSCHAPY (RSVDM) yang didirikan oleh NV. VDM pada tahun 1908. Pada Periode 20 November 1958 s/d 31 Mei 1960, NV. VDM berubah nama menjadi PPN (Perusahaan Perkebunan Nasional) sedang RS. VDM beberapa kali mengalami perubahan nama, yang akhirnya menjadi Rumah Sakit Umum Tembakau Deli.

3. Rumah Sakit Elisabeth

·             
Dalam sejarahnya Rumah Sakit Santa Elisabeth tidak dapat dipisahkan dengan Kongregasi Fransiskanes Santa Elisabeth (FSE), sebab Rumah Sakit Santa Elisabeth menemukan cikal bakalnya dalam Kongregasi FSE. Keduanya bagaikan dua sisi mata uang yang tidak terpisahkan satu sama lain. Oleh karena itu selain menggambarkan perjalanan Rumah Sakit Santa Elisabeth selama 77 tahun berkarya di Medan, Web Site ini juga akan memaparkan perjalanan Kongregasi FSE dan karya-karya kemanusiaannya sejak 82 tahun yang lalu hingga sekarang telah tersebar di berbagai
Latar Belakang Jalan
1.      Jln. Tuanku Imam Bonjol
Perjuangan yang telah dilakukan oleh Tuanku Imam Bonjol dapat menjadi apresiasi akan kepahlawanannya dalam menentang penjajahan, sebagai penghargaan dari pemerintah Indonesia yang mewakili rakyat Indonesia pada umumnya, Tuanku Imam Bonjol diangkat sebagai Pahlawan Nasional Indonesia sejak tanggal 6 November1973. Selain itu nama Tuanku Imam Bonjol juga hadir di ruang publik bangsa sebagai nama jalan, nama stadion, nama universitas, bahkan pada lembaran Rp 5.000 keluaran Bank Indonesia6 November2001.
2.      Jln. Kf. Tandean Bulian
Jl. KF Tandean, Bulian. Istana ini masih bertahan walau bukan bahagian utuh lagi. Lokasi Istana yang menuju Pantai Keladi ini, sekarang diurus oleh waris kerajaan dari turunan Tengku Irwan Hasyim(Tengku Irwan Hasyim adalah Putra dari Tengku Hasyim, beristrikan Tengku Ina Nazli, walau dia juga pernah beristrikan seorang Swedia). Di sisi kiri Istana terdapat Kompleks Pusara Bangsawan Padang.
3.      Jl. Syech Baringin
Jln. Syech Baringin,  terdapat Makam Tuan Syech Baringin, seorang Sufi yang disegani di wilayah ini pada masanya. Di kompleks makam Sang Sufi masih berdiri Bekas rumah kediamannya yang mirip Rumah Gadang Sumatera Barat. Sayang, Kondisinya sangat memprihatinkan. Di Tebing Tinggi ada beberapa sungai yang berpantai pasir. Walau tanpa pengembangan lokasi-lokasi ini sering dijadikan tempat wisata lokal bagi masyarakat tempatan. Pada Sabtu malam dan Rabu malam, pemuda pemudi banyak juga menghabiskan paruh malam di sekitar Lapangan Merdeka Jl. Sutomo yang dikenal dengan Lapangan Sri Mersing.
4.      Jl. Gatot Subroto
Jenderal Gatot Soebroto (lahir di Sumpiuh, Banyumas, Jawa Tengah, 10 Oktober1907 – meninggal di Jakarta, 11 Juni1962 pada umur 54 tahun) adalah tokoh perjuangan militer Indonesia dalam merebut kemerdekaan dan juga pahlawan nasional Indonesia. Ia dimakamkan di Ungaran, kabupaten Semarang. Pada tanggal 11 Juni 1962, Gatot Subroto meninggal di usia 55 tahun. Pangkat terakhir yang disandangnya adalah Letnan Jenderal. Ia adalah penggagas akan perlunya sebuah akademi militer gabungan (Angkatan Darat, Angkatan Udara, Angkatan Laut) untuk membina para perwira muda. Gagasan tersebut diwujudkan dengan pembentukan
5.      Jl. Williem Iskandar
Willem Iskandar, seorang tokoh pendidikan berskala nasional, jauh sebelum Ki Hajar Dewantara mendirikan Taman Siswa, beliau sudah mendidirikan lembaga pendidikan untuk menghasilkan guru-guru, yang berbasis kerakyatan (1862).

6.      Jl. Pardede
Pardede merupakan salah satu klub yang disegani di era itu. Pardede merekrut sejumlah bintang timnas era 1970-an, seperti Iswadi Idris, Sucipto Suntoro, Abdul Kadir, dan M. Basri. Pardede dipanggil Sang Khalik pada 18 November1991. Di Medan setiap tahunnya, untuk mengenang jasa-jasa almarhum sebagai pelopor sepak bola, digelar Turnamen Piala T.D. Pardede disertai acara In Memoriam di Universitas Darma Agung.

Komentar